Museum UGM menyelenggarakan workshop bertajuk “From Collection to Connection: Museum Branding via Social Media” pada Rabu, 10 September 2025, di Gedung Baru 1 Museum UGM. Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta perwakilan dari berbagai museum di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Workshop dipandu oleh Narezwari Nindya, M.A. (Staf Media dan Kreatif Museum UGM) dengan narasumber Erwita Danu Gondohutami, S.I.P.—abdi dalem Kraton Jogja, penyiar radio dan pembaca berita, master of ceremony, sekaligus voice over talent.

Dalam paparannya, Erwita menekankan bahwa branding bukan sekadar merek, melainkan personality atau jati diri yang membentuk citra sebuah institusi. Ia menegaskan bahwa branding museum merupakan proses bagaimana museum ingin dikenal publik. “Branding harus sejalan dengan visi dan misi museum serta memiliki keunikan yang membedakannya dari museum lain,” ujarnya. Menurutnya, dengan identitas yang kuat, museum dapat menentukan target audiens dan merancang program yang relevan.
Sesi dilanjutkan dengan praktik penyusunan konsep branding secara berkelompok. Peserta dibagi dalam tim beranggotakan tiga hingga empat orang untuk merancang strategi branding bagi tiga museum, yakni Museum Tani Jawa, Museum Serat Holistik Kehidupan Susilowati Soesmono, dan Museum Anak Kolong Tangga. Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi dan rancangan programnya di hadapan narasumber. Erwita memberikan masukan serta mengulas strategi komunikasi yang telah dijalankan oleh masing-masing museum melalui akun Instagram resmi mereka.