
Dahulu mahasiswa tidak hanya kuliah namun juga berjuang. Perjuangan mahasiswa pun macam-macam bentuknya. Seperti halnya Drs. Mohammad Romli yang berjuang dalam pelestarian warisan dunia Candi Borobudur ketika masih menjadi mahasiswa.
Seperti kita ketahui bahwa Candi Borobudur merupakan Warisan Dunia yang telah diakui UNESCO sejak tahun 1991. Perjalanan panjang telah dilewati hingga akhirnya Candi Borobudur dapat kita saksikan berdiri megah seperti saat ini.
Sejak ditemukan pertama kali oleh Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814, Candi Borobudur telah mengalami dua kali pemugaran. Pemugaran pertama dilakukan pada tahun 1907-1911 oleh pemerintah Hindia-Belanda dipimpin oleh seorang teknisi sipil militer bernama Theodor Van Erp.
Pada tahun 1969 atas desakan dari Pak Soekmono, Kepala Lembaga Purbakala saat itu, UNESCO menyatakan siap membantu penyelamatan Borobudur, menghimpun dana melalui kampanye internasional, dan menunjuk tenaga ahli dalam berbagai bidang untuk pemugaran Borobudur yang kedua.
Tahun 1973 tepatnya pada 10 Agustus 1973 proyek “Pemugaran ke-2 Candi Borobudur” dimulai. Sekitar 600 orang yang menjadi tenaga kerja proyek mulai digerakkan dengan tenaga penuh. Pada kegiatan inilah Pak Romli, yang saat itu statusnya masih mahasiswa Jurusan Arkeologi UGM terlibat aktif.
Sesuai kesepakatan kerjasama dengan UNESCO, dimana proyek ini harus selesai dalam 10 tahun, maka Pak Romli yang pada saat itu sedang mengerjakan skripsi harus merelakan masa studinya karena tengah membantu proyek pemugaran dan diharuskan berhenti dari segala aktivitas perkuliahan. Skripsi beliau pun ditulis diam-diam di tengah kesibukan menjalani tugas dalam proyek pemugaran.
Pak Romli yang saat itu telah bergelar Sarjana Muda dan dalam proses mengerjakan skripsi, tengah bekerja sebagai tenaga harian di LPPN (Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional) dan mulai sering ke lapangan. Sejak tahun 1972, Pak Romli dan beberapa rekan mahasiswa ditugaskan untuk membantu mulai dari persiapan hingga pelaksanaan pemugaran Candi Borobudur.
Berbekal pengalaman beliau di lapangan selama bekerja di LPPN maka awalnya Pak Romli dipercaya menjadi koordinator lapangan bagi para petugas pemugaran candi seperti zoeker (pencari batu) dan stellar (penyusun coba batu). Setelah itu Pak Romli mendapat amanah baru untuk menjadi Kepala Sektor Dokumentasi.
Banyak orang yang telibat dalam Pemugaran ke-2 Candi Borobudur mulai dari petugas kebersihan hingga para pimpinan. Untuk mengapresiasi orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini, Direktorat Jendral Kebudayaan memahat sebanyak 698 nama-nama orang yang terlibat dalam pemugaran pada sebuah prasasti termasuk nama Pak Romli pada baris kedua bagian dokumentasi. Prasarti ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim di sela rangkaian kegiatan pertemuan tingkat menteri kebudayaan G20 atau G20 Culture Ministers Meeting di Pelataran Kenari, Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Selasa, 13 September 2022.
Pada peristiwa Pemugaran ke-2 Candi Borobudur, UGM sebagai sebuah universitas memiliki banyak kiprah di dalamnya seperti mengirimkan ahli dalam berbagai bidang untuk memberikan sumbangan pemikiran dan pelatihan. Tidak terkecuali mahasiswanya pun turut berperan. Meneladani semangat Pak Romli, marilah kita, terutama para mahasiswa, untuk turut serta dalam berbagai usaha pelestarian warisan budaya Indonesia maupun dunia.
Sumber :
Adrisijanti, P. I., 2022. Peran Pak Romli sebagai Mahasiswa dalam Pemugaran ke-2 Candi Borobudur [Interview] (21 September 2022).
Kemdikbud, 2022. Kemdikbud. [Online]
Available at: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/09/kisah-pemugaran-candi-borobudur-teknologi-memegang-peranan-penting
[Accessed 21 September 2022].
Romli, D. M., 2022. Peran Pak Romli sebagai Mahasiswa dalam Pemugaran Ke-2 Candi Borobudur [Interview] (21 9 2022).
Sumber Foto: Wikipedia
Penulis: Nurkhasanah Eka Riyani
Editor : Keysha Aisah Mayrifa