Bagi calon mahasisawa baru, ketika penerimaan mashasiswa baru (sekarang lebih dikenal sebagai Pelatihan Pembelajaran Sukses Mahasisawa Baru (PPSMB)) Universitas Gadjah Mada tentunya diperkenalkan dengan lagu “Himne Gadjah Mada”. Bahkan dikalangan sivitas akademik Universitas Gadjah Mada sangat familiar dengan lagu tersebut. Namun, tidak banyak dari mereka yang mengenal si pencipta Himne Gadjah Mada, yang sampai sekarang masih diperdengarkan pada setiap acara di Universitas Gadjah Mada.
Pencipta ‘Himne Gadjah Mada” ialah I Gusti Ngurah Suthasoma, atau lebih akrab disapa Pak Sut. Beliau lahir pada 16 Oktober 1921 di Bangli, Bali, putra dari seorang punggawa (wedana) I Gusti Nyoman Tjawi dan I Gusti Tjandrawati. Keluarga Pak Sut adalah seorang seniman, yakni ayahnya seorang dramawan sekaligus seniman dan eyangnya merupakan pengrajin patung. Tidak dipungkiri garis keturunan seniman mengalir pada darahnya. Pak Sut sudah bermusik sejak dini yang dilakukannya secara otodidak.
Atas saran dari Kepala Sekolah HIS (Hollandsch-Inlandsche School) Sisingaraja, Bali untuk pindah ke sekolah yang memiliki pendidikan musik. Kemudian, Pak Sut dikirim ke Surabaya tepatnya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), sekolah menengah pertama pada masa kolonial Hindia Belanda. Tak lama setelah itu, Beliau pindah ke HIK (Hollandsch-Indische Kweekschool). Belum sampai tamat, Pak Sut pindah lagi ke sekolah Guru Jepang untuk melanjutkan pendidikannya. Kemudian, beliau mengenyam pendidikan perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada dan memilih Fakultas Hukum atas arahan dari ayanhya. Namun, di tahun 1952 beliau memilih untuk masuk ke Fakultas Sastra, Ilmu Pedagogik dan Sastra Universitas Gadjah Mada. Di tahun 1962 Pak Sut setelah memperoleh gelar sarjananya, kemudian beliau baru memberitahu kepada ayahnya terkait pendidikannya semasa perguruan tinggi.
Awal semester pertama, Pak Sut mencetuskan ide untuk membuat sebuah lagu untuk penyemangat dirinya dan teman-temanya sebagai seorang mahasisawa UGM. Lagu inilah yang saat ini kita kenal sebagai ‘Himne Gadjah Mada. Dalam pembuatan lagu tersebut, Pak Sut terinspirasi oleh karyanya Muhammad Yamin yang berjudul “Gadjah Mada: Patih Persatuan Nusantara” yang bercerita tentang seorang Patih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit. Beliau berharap ketika lagu tersebut diperdengarkan, mahasiswa UGM merasa menjadi orang besar dan gigih seperti Patih Gadjah Mada. Dengan begitu Himne Gadjah Mada menjadi roh yang memberi semangat dan perjuangan bagi para mahasisawa agar tidak pernah padam dan lelah dalam membela keberanian, menegakkan persatuan dan kesatuan, serta mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Pada proses pembuatan Himne Gadjah Mada, Pak Sut mendapat tawaran kerja sama dengan komposer Rusia dalam mengaransemennya, tetapi beliau memilih untuk bekerja sama dengan komposer Indonesia yaitu Kusbini. Kusbini merupakan salah satu komposer ternama di Indonesia yang telah menciptakan dan menggubah banyak lagu, khususnya yang terkenal adalah “Bagimu Negeri”. Kemudian “Himne Gadjah Mada” ciptaan Pak Sut resmi menjadi Himne Gadjah Mada dan dikumandangkan pada acara-acara UGM sejak 19 Desember 1952.
Namun, Himne Gadjah Mada baru dituangkan dalam Statuta UGM pada tahun 1992 pada pasal 14 ayat 1 dan 2 (saat ini Himne Gadjah Mada tercantum dalam statuta UGM terbaru pada pasal 16 ayat 1 dan 2, serta lampiran kedua statuta). Dua tahun setelahnya, Pak Sut mendapat penghargaan langsung dari Rektor UGM Prof. Dr. Soekanto Reksohadiprojo, M. Com pada acara Dies Natalis UGM pada tanggal 19 Desember 1994. Kemudian di tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di TPU Kuncen Yogyakarta.
Menurut Mbak Aan, putri sulung Pak Sut, lagu Himne Gadjah Mada dari tahun ke tahun sejak diciptakan mengalami perubahan. Banyak yang menyanyikannya dengan cara yang kurang benar. Hingga keluarga Pak Sut bersama dengan pihak UGM mengadakan acara untuk mengembalikan menyanyikan “Himne Gadjah Mada” secara benar yang diaransemen ulang oleh Romo A. Soetanto pada tanggal 16 November 2014 di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM, dalam sebuah konser untuk menenang Pak Sut yang bertajuk “ Konser Syukur Mengenang Pencipta Hymne Gadjah Mada Drs. I Gusti Ngurah Suthasoma”. Prof. Pratikno, memberi apresiasi yang sangat besar atas jasa Pak Sut. Menurut Prof. Sutikno Rektor UGM saat itu, dikumandangkannya Himne Gadjah Mada ciptaan Pak Sut di banyak acara UGM menandakan lagu tersebut sangat relevan substansinya, begitu juga pesan dan nilai moral yang terkandung didalamnya. Untuk mengenang jasa Pak Sut, naskah Himne Gadjah Mada disimpan di gedung D 6 vitrin 2 Museum UGM. Yuk, sobat museum kunjungi museum UGM untuk lebih dekat mengenal Prof. Suthasoma. [Ariq]
Nomer Registrasi | : K/12/2013/048 |
Jenis | : Kertas |
Nama Koleksi | : Naskah Asli Himne Gadjah Mada |
Ukuran | : 31 x 26 cm |
Bahan | : Kertas |
Referensi
Drs. I G.N. Suthasoma:Konser Syukur Mengenang Pencipta Himne Gadjah Mada. November
2013. Fakultas Kedokteran UGM
Fazrin, 2018. kagama.co [online] http://kagama.co/2018/08/09/i-gusti-ngurah-suthasoma-pencipta-himne-gadjah-mada/ [Accessed 12 Oktober 2021]
Redaksi, 2020. kagama.id [online] https://kagama.id/mengenal-lebih-dekat-i-gusti-ngurah-suthasoma-pencipta-hymne-gadjah-mada/#:~:text=Pencipta%20%E2%80%9CHymne%20Gadjah%20Mada%E2%80%9D%20bernama,6%20tahun%20ibunya%20meninggal%20dunia [Accessed 12 Oktober 2021]
Rekaman wawancara dengan Drs. Ign. Suthasoma: Pembuat Himne UGM (Desember 1994).
AK/OA.AJ.01/6.Arsip UGM
Wawancara dengan putri sulung Drs. Ign. Suthasoma yakni Ibu I Gusti Budhi Ayu Irafani.