
Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran seorang Johan dari tanah Rote. Ungkapan bahwa nama adalah doa memang benar adanya. Johan yang berarti pahlawan (KBBI) rasanya tepat untuk menggambarkan sosok Prof. Herman Johannes yang menjadi salah seorang aktor dibalik layar Kemerdekaan Indonesia. Kepiawaiannya dalam bidang ilmu kimia dan fisika menjadikannya menghasilkan “ramuan ampuh” untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada 5 November 1945, Prof. Herman Johannes mendapat Surat Perintah untuk menjadi tenaga ahli dan diangkat sebagai kepala laboratorium persenjataan Markas Tertinggi Tentara Yogyakarta (1946). Pangkat beliau waktu itu ialah Mayor, diberikan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Laboratorium persenjataan yang dipimpin Prof. Herman Johannes berhasil memproduksi bahan peledak, seperti bom dan granat yang digunakan untuk menghancurkan akses masuk pasukan Belanda menuju wilayah Yogyakarta, salah satunya adalah jembatan kereta api Kulon Progo.
Dibalik peristiwa Kemerdekaan Indonesia yang mengemparkan, ada satu fakta menarik yang jarang diketahui publik: Prof. Herman Johannes, yang akrab dipanggil Pak Jo, bersama mahasiswa dari asrama Prapatan No. 10, menjadi dalang dibalik tersebarluasnya berita Kemerdekaan Indonesia yang berlalu lalang via siaran radio. Pak Jo memberikan sejumlah peralatan dari laboratorium fisikanya kepada para mahasiswa untuk membuat pemancar radio darurat. Karena sedang bersama mahasiswa membuat pemancar radio itu, maka Prof. Herman Johannes tidak bisa hadir dalam pembacaan Teks Proklamasi di Pegangsan Timur 56.
Buah pikir Johan Tanah Rote bernama Herman Johannes telah memberikan kontribusi pada penguatan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. Tidak hanya itu, Rektor ke-2 UGM ini menjadi panutan yang memberikan contoh nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) melalui ilmu, kegigihan, rasa empati, nasionalisme, serta sikap patriotisme. Apa yang Herman Johannes lakukan semasa hidupnya bagi bangsa, selayaknya menjadi isnpirasi bagi generasi masa kini dan yang akan datang. Atas jasanya itulah, pada tahun 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi Prof. Dr. Ir. Herman Johannes sebagai Pahlawan Nasional. Sejak tahun 2016, beliau juga diabadikan dalam pecahan uang logam Rp 100,-
Gelora Juang Seorang Johan dari Tanah Rote dapat Sobat Muse jadikan teladan dan panutan dalam memaknai kemerdekaan secara lebih luas untuk mengembangkan diri dan mengimplementasikan secara nyata untuk bangsa. Bangkitlah para harapan bangsa Kampus Perjuangan UGM, gelegarkan semboyanmu ‘mengakar kuat menjulang tinggi’!